BAB I
PENDAHULUAN
Anggaran
merupakan suatu alat untuk perencanaan dan pengawasan operasi
keuntungan dalam suatu organisasi laba dimana
tingkat formalitas suatu budget tergantung besar kecilnya organisasi. Untuk melaksanakan
tugas di atas, tentu saja diperlukan rencana yang matang
Anggaran
belanja
atau bujet umumnya merujuk pada daftar rencana seluruh biaya dan pendapatan.Anggaran belanja merupakan
konsep penting dalam ekonomi mikro, yang menggunakan garis
anggaran untuk mengilustrasikan penjualan antara 2 barang atau lebih. Dengan kata
lain, anggaran belanja merupakan rencana organisasi yang dinyatakan dalam
istilah moneter.
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (periode 1
Januari – 31 Desember). APBN, Perubahan APBN, dan
Pertanggungjawaban APBN setiap
tahun ditetapkan denganUndang-Undang.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah Anggaran belanja disusun untuk pengeluaran
pemerintah?
2.
Apakah anggaran belanja yang menyebabkan tingkat kenaikan
pendapatan nasional?
3.
Bagaimana Anggaran Belanja dapat di katakan Surplus
atau defisit ?
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian
Menurut Munandar, pengertian anggaran yaitu: “Budget
(anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan. Yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan
berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”,
Menurut
Supriyanto, pengertian anggaran yaitu, “Budgeting menunjukkan suatu proses,
sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana,
pengumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan. Pembagian tugas
perencanaan, penyusunan rencana itu sendiri, implementasi dari rencana
tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil-hasil
pelaksanaan rencana.”
2.2 Sisi Anggaran
Anggaran ada dua sisi, yaitu:
1. Sisi penerimaan.
2. Sisi pengeluaran.
Dalam sisi penerimaan terdapat
sumber rutin atau penerimaan dalam negeri dan sumber penerimaan pembangunan.
Penerimaan rutin terdiri dari :
1. Pajak
Langsung
Pajak
Langsung adalah pajak yang dipungut berdasar atas surat keterangan pajak
pendapatan.
Contohnya
:
Pajak restoran, Pajak penghasilan.
2. Pajak
tidak langsung
Pajak
tidak langsung adalah pajak yang dipungut berdasarkan surat keterangan pajak.
Contohnya
:
Pajak Penjualan (PPN 10 %).
2.3 Anggaran Belanja
Negara Indonesia menetapkan anggaran negaranya dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ditetapkan tiap tahun dengan
undang-undang setelah mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Anggaran negara merupakan salah satu alat politik fiskal untuk mempengaruhi
arah dan percepatan pendapatan nasional. Adapun mengenai anggaran yang akan
digunakan tergantung pada keadaan ekonomi yang dihadapi. Dalam keadaan ekonomi
yang normal dipergunakan anggaran negara yang seimbang, kemudian dalam keadaan
ekonomi yang deflasi biasanya dipergunakan anggaran negara yang defisit dan
sebaliknya dalam keadaan ekonomi yang inflasi dipergunakan anggaran negara yang
surplus.
Umumnya anggaran negara dapat
diklasifikasikan atas dua kategori, yaitu :
1. Anggaran
Belanja Tidak Seimbang (Unbalanced)
Anggaran
belanja tidak seimbang adalah mengubah besarnya pengeluaran pemerintah dan
pajak-pajak dengan tujuan untuk melunakkan naik turunnya produksi,
penghasilan, dan kesempatan kerja.
2. Anggaran
Belanja Seimbang (Balanced)
Anggaran
belanja seimbang disusun sedemikian rupa sehingga setiap pengeluaran pemerintah
dapat dibiayai dengan pajak-pajak dan sejenisnya.
2.4Inflasi dan Deflasi
Inflasi, yaitu dampak kenaikan harga
secara umum, sedangkan menurut Nopirin inflasi adalah proses kenaikan
harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama peride tertentu.
Ekonom Parkin dan Bade menerangkan Inflasi adalah pergerakan ke arah atas dari
tingkatan harga.Secara mendasar ini berhubungan dengan harga, hal ini bisa juga
disebut dengan berapa banyaknya uang (rupiah) untuk memperoleh barang
tersebut.Dan pengertian deflasi, yaitu dampak penurunan harga secara umum.
2.4.1 Penyebab Inflasi
Inflasi selalu dihubungkan dengan
jumlah uang yang beredar.Ada beberapa 4teori yang menjelaskan tentang penyebab
terjadinya inflasi.
1.
Teori Kuantitas
Teori ini menekankan pada peranan
jumlah uang beredar dan harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga
terhadap timbulnya inflasi.
Inti dari teori
ini adalah sebagai berikut :
Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada
penambahan volume uang beredar, baik uang kartal maupun giral.
2.
Teori Laju Inflansi
Laju
inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan
oleh harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang.
Teori ini hampir sama dengan teori
kuantitas keduanya berpendapat bahwa tingkat harga terutama ditentukan oleh
jumlah uang yang beredar. Hal ini terlihat karena hubungan antara jumlah uang
dan nilai uang, bila jumlah uang bertambah maka harga-harga akan naik.Ini
berarti nilai uang menurun karena daya belinya menjadi rendah.
Tokoh yang sependapat dengan teori kuantitas adalah Irving
Fisher yaitu yang dikenal Teori Jumlah Peredaran Uang (Quantity Theory of
Money).
3.
Teori Keynes
Teori Keynes memiliki pandangan
bahwa yang paling menentukan kestabilan kehidupan ekonomi nasional adalah
permintaan masyarakat (effective demand), hal ini terkait dengan
produksi dan kapasitas produksi yang tersedia.Rendahnya kapasitas barang yang
diproduksi berakibat harga barang menjadi naik,akibatnya timbul lagi inflasi.
Dasar pemikiran model inflasi dari
Keynes ini, bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas
kemampuan ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan efektif masyarakat
terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang yang
tersedia (penawaran agregat).
Keterbatasan jumlah persediaan
barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas
produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan
agregat. Oleh karenanya sama seperti pandangan kaum monetarist,
Keynesian models ini lebih banyak dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi
dalam jangka pendek.
Dengan keadaan daya beli antara
golongan yang ada di masyarakat tidak sama (heretogen), maka selanjutnya akan
terjadi realokasi barang-barang yang tersedia dari golongan masyarakat yang
memiliki daya beli yang relatif rendah kepada golongan masyarakat yang memiliki
daya beli yang lebih besar. Sehingga, laju inflasi akan berhenti hanya apabila
salah satu golongan masyarakat tidak bisa lagi memperoleh dana (tidak lagi
memiliki daya beli) untuk membiayai pembelian barang pada tingkat harga yang
berlaku, sehingg permintaan efektif masyarakat secara keseluruhan tidak lagi
melebihi supply barang.
4.
Teori Strukturalis
Teori ini menitik beratkan pada
Negara-negara yang sedang berkembang. Menurut teori ini yang mempengaruhi
perekonomian ada dua hal penting yang dapat menimbulkan inflasi yaitu :
a.
Ketidakelastisan Penerimaan Ekspor
Nilai ekspor tumbuh secara lamban di
banding pertumbuhan sector-sektor lain. Adapun penyebabnya yaitu :
- Dipasar dunia, harga barang-barang
ekspor dari negara tersebut semakin memburuk.
- Produksi barang-barang ekspor tidak
responsif terhadap kenaikan harga.
2.4.2
Ketidakelastisan penawaran atau
produksi Bahan Makanan di dalam Negeri.
Produksi bahan makanan dalam negeri
tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk dan pendapatan per kapita.Hal ini
menyebabkan harga bahan makanan di dalam negeri cenderung untuk naiksehingga
melebihi kenaikan harga barang-barang lain.
Inflasi dapat disebabkan oleh
kombinasi dari empat faktor:
1. Persediaan Uang yang bertambah.
2. Supply dari barang yang berkurang
3. Permintaan terhadap uang tersebut
menurun
4. Permintaan untuk barang – barang
lain naik.
2.4.3 Penyebab Deflasi
Ada beberapa hal yang dapat menjadi
penyebab deflasi, yaitu
1.
Menurunnya Persediaan Uang di
Masyarakat
Menurunnya jumlah persediaan uang di
masyarakat ini cenderung disebabkan karena sebagian besar masyarakat menyimpan
uangnya di bank.Masyarakat menyimpan uangnya di bank kemungkinan disebabkan
oleh tingkat suku bunga yang tinggi karena dapat memberikan keuntungan yang
cukup tinggi.Sehingga dengan demikian persediaan uang yang ada di masyarakat
semakin berkurang. Jika persediaan uang lebih sedikit bila dibandingkan dengan
jumlah barang maka akan dapat menimbulkan deflasi.
2.
Meningkatnya Persediaan Barang
Produsen cenderung terus
meningkatkan produksinya pada saat kondisi seperti itu.Jika jumlah barang yang
diproduksi tersebut tidak habis terjual kepada konsumen dan produksi tetap
dilakukan sedangkan permintaan akan barang semakin berkurang maka akan dapat meningkatkan
jumlah persediaan barang di masyarakat akibatnya harga barang tersebut semakin
menurun karena jumlahnya banyak.
3.
Menurunnya Permintaan Akan Barang.
Apabila permintaan akan suatu barang
menurun sedangkan produksi tetap dilakukan maka cenderung hal tersebut akan
menurunkan tingkat harga barang yang bersangkutan.
2.5 APBN
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui
oleh Dewan Perwakilan Rakyat( DPR ). APBN berisi
daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran
negara selama satu tahun anggaran ( Periode1 Januari – 31 Desember). APBN, Perubahan
APBN, danPertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan
denganUndang-Undang.
2.5.1Belanja
Negara
Belanja
terdiri atas dua jenis:
- Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah (dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi: Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang, Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah, Belanja Sosial (termasuk Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya.
- Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja Daerah meliputi:
- Dana Bagi Hasil
- Dana Alokasi Umum
- Dana Alokasi Khusus
- Dana Otonomi Khusus.
2.5.2 Pembiayaan
Pembiayaan
Dalam Negeri, meliputi :
- Perbankan Dalam Negeri
- Nonperbankan Dalam Negeri
Pembiayaan Luar Negeri Netto,
terdiri :
- Penarikan pinjaman luar negeri bruto, (pinjaman program, Pinjaman proyek)
- Penerusan pinjaman
- Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri.
2.5.3 Fungsi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) :
- Fungsi alokasi, yaitu penerimaan yang berasal dari pajak dapat dialokasikan untuk pengeluaran yang bersifat umum, seperti pembangunan jembatan, jalan, dan taman umum.
- Fungsi distribusi, yaitu pendapatan yang masuk bukan hanya digunakan untuk kepentingan umum,tetapi juga dapat dipindahkan untuk subsidi dan dana pensiun.
- Fungsi stabilisasi, yaitu Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berfungsi sebagai pedoman agar pendapatan dan pengeluaran keunagn negara teratur sesuai dengan di terapkan.Jika pemndapatan dipakai sesuai dengan yang di terapkan, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berfungsi sebagai stabilisator.
2.6
Kebijakan Anggaran
1. Kebijakan Anggaran Seimbang
ahli ekonomi klasik berpendapat
untuk mencapai tingkat ekonomi yang dikehendai, pemerintah harus
melakukankebijakan anggara keseimbangan. Artinya, anggaran belanja negara harus
sama dengan pendapatan negara. bila pemerintah ingin menaikan anggaran belanja
maka pemerintah harus menaikan pendapatan negara sesuai kenaikan belanja
tersebut. Sebaliknya, bila pendapatan negara turun maka anggaran belanja negara
juga harus diturunkan agar APBN berlangsung seimbang.
2. Kebijakan
Anggaran Surplus
Arti kebijakan anggaran surplus
adalah anggaran pendapatan negara lebih besar dari anggaran belanja.Dengan
demikian pemerintah memiliki tabungan.Semakin besar tabungan maka semakin
tinggi kemampuan pemerintah dalam meningkatkan dan memperluas investasi.
Selanjutnya, akan memperbanyak lapangan pekerjaan dan mendorong meningkatkan
produksi. Jadi, anggran yang surplus ini akan mempermudah mengarahkan tingkat
kegiatan ekonomi sesuai dengan yang dikehendaki pemerintah.
3. Kebijakan
Anggaran Defisit
Makna kebijakan anggaran defisit
adalah anggaran pendapatan negara lebih kecil dari anggaran belanja.Jadi,
terdapat kekurangan pendapatan.jika pemerintah memiliki banyak tabungan yang
dapat ditimbun sebelumnya, tabungan tersebut dapat digunakan untuk menutup defisit.
Bila pemeritah belum pernah
berhutang atau hutangnya relatif sedikit, defisit APBN dapat ditutup dengan
pinjaman. Namun bila pemerintah tidak memiliki tabungan sedangkan utang luar
negeri sudah terlalu banyak, pemerintah dapat menganbil tindakan dengan cara
memberi sanksi hukum melalui pengadilan untuk memperoleh kembali aset-aset
negara yang hilang. Langkah-langkah yang ditempuh antara lain sebagai berikut;
Menyita kekayaan penunggak Bantuan
Likuidasi Bank Indonesia (BLBI) yang telah melanggar kesepakatan dan
menyelewengkan BLBI untuk memperkaya diri.Menyita kekayaan para koruptor yang
telah merugian negara dan rakyat.
Kebijakan lain yang dapat
dilaksanakan oleh pemerintah untuk menutupi defisit APBN adalah dengan jalan
mencetak uang, namun dengan resiko kemungkinan terjadi inflasi. Untuk itu,
pemerintah perlu memperhatikan hal-hal sebagai beriut;
- Bila kemungkinan tersebut
mengakibatkan inflasi ringan (dibawah 10% setahun atau maksimal inflasi sedang 10%-30% setahun), percetakan uang dapat
dipertimbangkan, asalkan tidak dibebankan kepada golongan masyarakat
berpenghasilan rendah dan miskin.
- Bila kemungkinan mengakibatkan
inflasi berat (30%-100% setahun atau hiper inflasi, diatas 100%) percetakan
uang utk menutupi defisit APBN sebaiknya tidak dilakukan.
4. Kebijakan
Anggaran Seimbang dan Dinamis
Pengertian APBN seimbang, keadaan
dimana pendapatan pemerinta dan pengeluaran pemerintah aalah sama. adapun arti
dari dinamis bahwa keadaan dimana pendapatan dan belanja negara terus
meningkat, sehingga mendorong laju pembangunan
BAB III
ANALISIS MASALAH
1. Apakah Anggaran belanja disusun
untuk pengeluaran pemerintah?
Jawaban :
Tujuan APBN (Anggaran Pemerintah dan
Belanja Negara) :
Agar kegiatan pemerintah terkendalikan, baik segi
pengeluaran maupun segi pendapatan maka sebuah anggaran harus disusun untuk
menjaga stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya defisit.
Di lihat dari tujuan APBN sendiri dapat di simpulkan bahwa
Anggaran Belanja di susun untuk pengeluaran pemerintah.
2. Apakah anggaran belanja yang
menyebabkan tingkat kenaikan pendapatan nasional ?
Jawaban :
Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung
mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional),
Jika pendapatan naik daya konsumsi masyarakat akan naik dan bepengaruh kepada
anggaran belanja negara terhadap produk impor
3. Bagaimana Anggaran Belanja dapat di
katakan Surplus atau defisit ?
Jawaban :
·
Negara Dapat Di Katakan Defisit
Bila diperhatikan selama ini, neraca
jasa-jasa dan pendapatan neto selalu mengalami defisit.Defisit neraca
pendapatan telah menjadi kontributor terbesar bagi defisit transaksi
berjalan.Hal ini memberikan indikasi bahwa pendapatan yang ditransfer ke luar
negeri lebih besar dari pada pendapatan yang diterima Indonesia dari luar
negeri.
Salah satu pendapatan yang
ditransfer ke luar negeri adalah bunga pinjaman luar negeri pemerintah. Besaran
bunga pinjaman ini juga dicatat di dalam anggaran pendapatan dan belanja negara
(APBN)dan termasuk salah satu penyumbang yang cukup besar bagi defisit
anggaran.
Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa APBN dan transaksi berjalan memiliki keterkaitan yang tidak bisa
dipisahkan.Adanya keterkaitan antara besaran di dalam APBN dan transaksi
berjalan ini juga telah sejak lama menjadi objek studi empiris di berbagai
negara.Berangkat dari kerangka pemikiran tersebut, studi ini bertujuan mengkaji
pengaruh defisit anggaran (APBN) terhadap defisit transaksi berjalan di
Indonesia.
Contoh
Kebijakan Negara Surplus :
Pembiayaan Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pesawaran tahun 2012 terdapat Silva sebesar
Rp142.869.615.646. Sedangkan untuk belanja daerah mengalami Surplus sebesar
Rp3.954.487.966.
Silva dan Surplus pada anggaran
tahun 2012 itu dikatakan Sekretaris DPRD Pesawaran Iwan Setiawan, saat
Paripurna persetujuan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) pertangungjawaban
pelaksanaan APBD Kabupaten Pesawaran tahun 2012, di Gedung DPRD setempat
kemarin.
Pendapatan daerah setelah perubahan
sebesar Rp651.684.612.500 dan realisasinya sebesar Rp676.345.193.403. Sedangkan
belanja daerah setelah perubahan sebesar Rp785.194.658.540 dan realisasi
belanja daerah itu sebesar Rp672.390.705.437.
"Untuk itu, anggaran Pesawaran
2012 surplus Rp3.954.487.966,"
Sedangkan pembiayaan setelah
perubahan sebesar Rp133.510.046.040 dan realisasi pembiayaan itu sebesar
Rp138.915.127.680, "Silva anggaran tahun 2012 sekitar
Rp142.869.615.646,"
Pemerintah Pesawaran Juga
menyerahkan dan menyampaikan draf Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Rancangan
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan tahun anggaran 2013 ke
DPRD Pesawaran. Terjadi kenaikan 3,95 persen anggaran belanja tahun 2013.
Sebelumnya sebesar Rp903.278.261.945 naik menjadi Rp938.922.176.065.
Dari contoh di atas dapat di
simpulkan bahwa kenaikan pendapatan nasional sangat jarang terjadi atau hanya
ada sebagian kecil daerah yang mengalami surplus APBD seperti pada kabupaten
pesawahaan mengalami surplus 35%.Iu hanya sebagian kecil dari daerah di
Indonesia. Tetapi daerah lain bisa banyak terjadi deficit APBD. Jadi dapat di
katakana tingkat kenaikan pendapatan nasional menjadi lambat di banding dengan
anggaran defisit.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Anggaran
Pemerintah di peroleh dari pajak lansung seperti pajak penghasilan dan pajak
tak langsung seperti PPN (Pajak Pertambahan nilai).Dari contoh di makalah dapat
di katakana bahwa kenaikan pendapatan nasional sangat jarang terjadi atau hanya
ada sebagian kecil daerah yang mengalami surplus APBD malah banyak daerah yang
mengalami Defisit APBD.
Jadi tingkat
kenaikan pendapatan nasional menjadi lambat di banding dengan anggaran defisit.
Jika terjadi anggaran belanja surplus maka akan menekan tingkat pendapatan
nasional masyarakat Indonesia dan tingkat konsumsi atau daya beli rendah.
4.2 Saran
Sebaiknya Negara Indonesia membatsi
impor masuk dan mengenakan pajak lebih tinggi agar para importir tidak menjual
barang ke Indonesia dengan banyak.Maka produk lokal di Indonesia dapat bersaing
apabila kebijakan tersebut di lakukan oleh pemerintah.
No comments:
Post a Comment