Saturday, May 10, 2014

PEREKONOMIAN INDONESIA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Anggaran merupakan suatu alat untuk perencanaan dan pengawasan operasi keuntungan dalam suatu organisasi laba dimana tingkat formalitas suatu budget tergantung besar kecilnya organisasi. Untuk melaksanakan tugas di atas, tentu saja diperlukan rencana yang matang
Anggaran belanja atau bujet umumnya merujuk pada daftar rencana seluruh biaya dan pendapatan.Anggaran belanja merupakan konsep penting dalam ekonomi mikro, yang menggunakan garis anggaran untuk mengilustrasikan penjualan antara 2 barang atau lebih. Dengan kata lain, anggaran belanja merupakan rencana organisasi yang dinyatakan dalam istilah moneter.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (periode 1 Januari – 31 Desember). APBNPerubahan APBN, dan Pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan denganUndang-Undang.
1.2  Rumusan Masalah
1.    Apakah Anggaran belanja disusun untuk pengeluaran pemerintah?
2.    Apakah anggaran belanja yang menyebabkan tingkat kenaikan pendapatan nasional?
3.    Bagaimana Anggaran Belanja dapat di katakan Surplus atau defisit ?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Menurut Munandar, pengertian anggaran yaitu: “Budget (anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan. Yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”,
Menurut Supriyanto, pengertian anggaran yaitu, “Budgeting menunjukkan suatu proses, sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan. Pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencana itu sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil-hasil pelaksanaan rencana.”

2.2 Sisi Anggaran
Anggaran ada dua sisi, yaitu:
1.    Sisi penerimaan.
2.     Sisi pengeluaran.
Dalam sisi penerimaan terdapat sumber rutin atau penerimaan dalam negeri dan sumber penerimaan pembangunan. Penerimaan rutin terdiri dari :

1.    Pajak Langsung
Pajak Langsung adalah pajak yang dipungut berdasar atas surat keterangan pajak pendapatan.
Contohnya : Pajak restoran, Pajak penghasilan.

2.    Pajak tidak langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang dipungut berdasarkan surat keterangan pajak.
Contohnya : Pajak Penjualan (PPN 10 %).


2.3    Anggaran Belanja
Negara Indonesia  menetapkan anggaran negaranya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang setelah mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Anggaran negara merupakan salah satu alat politik fiskal untuk mempengaruhi arah dan percepatan pendapatan nasional. Adapun mengenai anggaran yang akan digunakan tergantung pada keadaan ekonomi yang dihadapi. Dalam keadaan ekonomi yang normal dipergunakan anggaran negara yang seimbang, kemudian dalam keadaan ekonomi yang deflasi biasanya dipergunakan anggaran negara yang defisit dan sebaliknya dalam keadaan ekonomi yang inflasi dipergunakan anggaran negara yang surplus.

Umumnya anggaran negara dapat diklasifikasikan atas dua kategori, yaitu :

1.    Anggaran Belanja Tidak Seimbang (Unbalanced)
Anggaran belanja tidak seimbang adalah mengubah besarnya pengeluaran pemerintah dan pajak-pajak  dengan tujuan untuk melunakkan naik turunnya produksi, penghasilan, dan kesempatan kerja.

2.    Anggaran Belanja Seimbang  (Balanced)
Anggaran belanja seimbang disusun sedemikian rupa sehingga setiap pengeluaran pemerintah dapat dibiayai dengan pajak-pajak dan sejenisnya.

2.4Inflasi dan Deflasi
Inflasi, yaitu dampak kenaikan harga secara umum, sedangkan menurut Nopirin inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama peride tertentu. Ekonom Parkin dan Bade menerangkan Inflasi adalah pergerakan ke arah atas dari tingkatan harga.Secara mendasar ini berhubungan dengan harga, hal ini bisa juga disebut dengan berapa banyaknya uang (rupiah) untuk memperoleh barang tersebut.Dan pengertian deflasi, yaitu dampak penurunan harga secara umum.

2.4.1     Penyebab Inflasi
Inflasi selalu dihubungkan dengan jumlah uang yang beredar.Ada beberapa 4teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya inflasi.
1.    Teori Kuantitas
Teori ini menekankan pada peranan jumlah uang beredar dan harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi.
Inti dari teori ini adalah sebagai berikut :
Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar, baik uang kartal maupun giral.

2.    Teori Laju Inflansi

Laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar  dan oleh harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang.

Teori ini hampir sama dengan teori kuantitas keduanya berpendapat bahwa tingkat harga terutama ditentukan oleh jumlah uang yang beredar. Hal ini terlihat karena hubungan antara jumlah uang dan nilai uang, bila jumlah uang bertambah maka harga-harga akan naik.Ini berarti nilai uang menurun karena daya belinya menjadi rendah.
Tokoh yang sependapat dengan teori kuantitas adalah Irving Fisher yaitu yang dikenal Teori Jumlah Peredaran Uang (Quantity Theory of Money).

3.    Teori Keynes
Teori Keynes memiliki pandangan bahwa yang paling menentukan kestabilan kehidupan ekonomi nasional adalah permintaan masyarakat (effective demand), hal ini terkait dengan produksi dan kapasitas produksi yang tersedia.Rendahnya kapasitas barang yang diproduksi berakibat harga barang menjadi naik,akibatnya timbul lagi inflasi.

Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan efektif masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (penawaran agregat).

Keterbatasan jumlah persediaan barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan agregat. Oleh karenanya sama seperti pandangan kaum  monetarist,  Keynesian models ini lebih banyak dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek.

Dengan keadaan daya beli antara golongan yang ada di masyarakat tidak sama (heretogen), maka selanjutnya akan terjadi realokasi barang-barang yang tersedia dari golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang relatif rendah kepada golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang lebih besar. Sehingga, laju inflasi akan berhenti hanya apabila salah satu golongan masyarakat tidak bisa lagi memperoleh dana (tidak lagi memiliki daya beli) untuk membiayai pembelian barang pada tingkat harga yang berlaku, sehingg permintaan efektif masyarakat secara keseluruhan tidak lagi melebihi supply  barang.

4.    Teori Strukturalis
Teori ini menitik beratkan pada Negara-negara yang sedang berkembang. Menurut teori ini yang mempengaruhi perekonomian ada dua hal penting yang dapat menimbulkan inflasi yaitu :
a.    Ketidakelastisan Penerimaan Ekspor
Nilai ekspor tumbuh secara lamban di banding pertumbuhan sector-sektor lain. Adapun penyebabnya yaitu :
-       Dipasar dunia, harga barang-barang ekspor dari negara tersebut semakin memburuk.
-       Produksi barang-barang ekspor tidak responsif terhadap kenaikan harga.

2.4.2       Ketidakelastisan penawaran atau produksi Bahan Makanan di dalam Negeri.
Produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk dan pendapatan per kapita.Hal ini menyebabkan harga bahan makanan di dalam negeri cenderung untuk naiksehingga melebihi kenaikan harga barang-barang lain.
Inflasi dapat disebabkan oleh kombinasi dari empat faktor:
1.    Persediaan Uang yang bertambah.
2.    Supply dari barang yang berkurang
3.    Permintaan terhadap uang tersebut menurun
4.    Permintaan untuk barang – barang lain naik.

2.4.3 Penyebab Deflasi
Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab deflasi, yaitu
1.    Menurunnya Persediaan Uang di Masyarakat
Menurunnya jumlah persediaan uang di masyarakat ini cenderung disebabkan karena sebagian besar masyarakat menyimpan uangnya di bank.Masyarakat menyimpan uangnya di bank kemungkinan disebabkan oleh tingkat suku bunga yang tinggi karena dapat memberikan keuntungan yang cukup tinggi.Sehingga dengan demikian persediaan uang yang ada di masyarakat semakin berkurang. Jika persediaan uang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah barang maka akan dapat menimbulkan deflasi.
2.     Meningkatnya Persediaan Barang
Produsen cenderung terus meningkatkan produksinya pada saat kondisi seperti itu.Jika jumlah barang yang diproduksi tersebut tidak habis terjual kepada konsumen dan produksi tetap dilakukan sedangkan permintaan akan barang semakin berkurang maka akan dapat meningkatkan jumlah persediaan barang di masyarakat akibatnya harga barang tersebut semakin menurun karena jumlahnya banyak.
3.    Menurunnya Permintaan Akan Barang.
Apabila permintaan akan suatu barang menurun sedangkan produksi tetap dilakukan maka cenderung hal tersebut akan menurunkan tingkat harga barang yang bersangkutan.
2.5     APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat( DPR )APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran ( Periode1 Januari – 31 Desember). APBNPerubahan APBN, danPertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan denganUndang-Undang.
2.5.1Belanja Negara
Belanja terdiri atas dua jenis:
  1. Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah (dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi: Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang, Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah, Belanja Sosial (termasuk Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya.
  2. Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja Daerah meliputi:
    1. Dana Bagi Hasil
    2. Dana Alokasi Umum
    3. Dana Alokasi Khusus
    4. Dana Otonomi Khusus.

2.5.2 Pembiayaan
Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi :
  1. Perbankan Dalam Negeri
  2. Nonperbankan Dalam Negeri
Pembiayaan Luar Negeri Netto, terdiri :
  1. Penarikan pinjaman luar negeri bruto, (pinjaman program, Pinjaman proyek)
  2. Penerusan pinjaman
  3. Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri.
2.5.3 Fungsi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) :
  1. Fungsi alokasi, yaitu penerimaan yang berasal dari pajak dapat dialokasikan untuk pengeluaran yang bersifat umum, seperti pembangunan jembatan, jalan, dan taman umum.
  2. Fungsi distribusi, yaitu pendapatan yang masuk bukan hanya digunakan untuk kepentingan umum,tetapi juga dapat dipindahkan untuk subsidi dan dana pensiun.
  3. Fungsi stabilisasi, yaitu Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berfungsi sebagai pedoman agar pendapatan dan pengeluaran keunagn negara teratur sesuai dengan di terapkan.Jika pemndapatan dipakai sesuai dengan yang di terapkan, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berfungsi sebagai stabilisator.
2.6 Kebijakan Anggaran
1. Kebijakan Anggaran Seimbang
ahli ekonomi klasik berpendapat untuk mencapai tingkat ekonomi yang dikehendai, pemerintah harus melakukankebijakan anggara keseimbangan. Artinya, anggaran belanja negara harus sama dengan pendapatan negara. bila pemerintah ingin menaikan anggaran belanja maka pemerintah harus menaikan pendapatan negara sesuai kenaikan belanja tersebut. Sebaliknya, bila pendapatan negara turun maka anggaran belanja negara juga harus diturunkan agar APBN berlangsung seimbang.
2. Kebijakan Anggaran Surplus
Arti kebijakan anggaran surplus adalah anggaran pendapatan negara lebih besar dari anggaran belanja.Dengan demikian pemerintah memiliki tabungan.Semakin besar tabungan maka semakin tinggi kemampuan pemerintah dalam meningkatkan dan memperluas investasi. Selanjutnya, akan memperbanyak lapangan pekerjaan dan mendorong meningkatkan produksi. Jadi, anggran yang surplus ini akan mempermudah mengarahkan tingkat kegiatan ekonomi sesuai dengan yang dikehendaki pemerintah.
3. Kebijakan Anggaran Defisit
Makna kebijakan anggaran defisit adalah anggaran pendapatan negara lebih kecil dari anggaran belanja.Jadi, terdapat kekurangan pendapatan.jika pemerintah memiliki banyak tabungan yang dapat ditimbun sebelumnya, tabungan tersebut dapat digunakan untuk menutup defisit.
Bila pemeritah belum pernah berhutang atau hutangnya relatif sedikit, defisit APBN dapat ditutup dengan pinjaman. Namun bila pemerintah tidak memiliki tabungan sedangkan utang luar negeri sudah terlalu banyak, pemerintah dapat menganbil tindakan dengan cara memberi sanksi hukum melalui pengadilan untuk memperoleh kembali aset-aset negara yang hilang. Langkah-langkah yang ditempuh antara lain sebagai berikut;
Menyita kekayaan penunggak Bantuan Likuidasi Bank Indonesia (BLBI) yang telah melanggar kesepakatan dan menyelewengkan BLBI untuk memperkaya diri.Menyita kekayaan para koruptor yang telah merugian negara dan rakyat.
Kebijakan lain yang dapat dilaksanakan oleh pemerintah untuk menutupi defisit APBN adalah dengan jalan mencetak uang, namun dengan resiko kemungkinan terjadi inflasi. Untuk itu, pemerintah perlu memperhatikan hal-hal sebagai beriut;
-       Bila kemungkinan tersebut mengakibatkan inflasi ringan (dibawah 10% setahun  atau maksimal inflasi sedang 10%-30%  setahun), percetakan uang dapat dipertimbangkan, asalkan tidak dibebankan kepada golongan masyarakat berpenghasilan rendah dan miskin.
-       Bila kemungkinan mengakibatkan inflasi berat (30%-100% setahun atau hiper inflasi, diatas 100%) percetakan uang utk menutupi defisit APBN sebaiknya tidak dilakukan.
4. Kebijakan Anggaran Seimbang dan Dinamis
Pengertian APBN seimbang, keadaan dimana pendapatan pemerinta dan pengeluaran pemerintah aalah sama. adapun arti dari dinamis bahwa keadaan dimana pendapatan dan belanja negara terus meningkat, sehingga mendorong laju pembangunan

BAB III
ANALISIS MASALAH
1.    Apakah Anggaran belanja disusun untuk pengeluaran pemerintah?
Jawaban :

Tujuan APBN (Anggaran Pemerintah dan Belanja Negara) :
Agar kegiatan pemerintah terkendalikan, baik segi pengeluaran maupun segi pendapatan maka sebuah anggaran harus disusun untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya defisit.

Di lihat dari tujuan APBN sendiri dapat di simpulkan bahwa Anggaran Belanja di susun untuk pengeluaran pemerintah.

2.    Apakah anggaran belanja yang menyebabkan tingkat kenaikan pendapatan nasional ?
Jawaban :

Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), Jika pendapatan naik daya konsumsi masyarakat akan naik dan bepengaruh kepada anggaran belanja negara terhadap produk impor

3.    Bagaimana Anggaran Belanja dapat di katakan Surplus atau defisit ?
Jawaban :

·         Negara Dapat Di Katakan Defisit
Bila diperhatikan selama ini, neraca jasa-jasa dan pendapatan neto selalu mengalami defisit.Defisit neraca pendapatan telah menjadi kontributor terbesar bagi defisit transaksi berjalan.Hal ini memberikan indikasi bahwa pendapatan yang ditransfer ke luar negeri lebih besar dari pada pendapatan yang diterima Indonesia dari luar negeri.
Salah satu pendapatan yang ditransfer ke luar negeri adalah bunga pinjaman luar negeri pemerintah. Besaran bunga pinjaman ini juga dicatat di dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)dan termasuk salah satu penyumbang yang cukup besar bagi defisit anggaran.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa APBN dan transaksi berjalan memiliki keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan.Adanya keterkaitan antara besaran di dalam APBN dan transaksi berjalan ini juga telah sejak lama menjadi objek studi empiris di berbagai negara.Berangkat dari kerangka pemikiran tersebut, studi ini bertujuan mengkaji pengaruh defisit anggaran (APBN) terhadap defisit transaksi berjalan di Indonesia.
Contoh Kebijakan Negara Surplus :
Pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pesawaran tahun 2012 terdapat Silva sebesar Rp142.869.615.646. Sedangkan untuk belanja daerah mengalami Surplus sebesar Rp3.954.487.966.
Silva dan Surplus pada anggaran tahun 2012 itu dikatakan Sekretaris DPRD Pesawaran Iwan Setiawan, saat Paripurna persetujuan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) pertangungjawaban pelaksanaan APBD Kabupaten Pesawaran tahun 2012, di Gedung DPRD setempat kemarin.
Pendapatan daerah setelah perubahan sebesar Rp651.684.612.500 dan realisasinya sebesar Rp676.345.193.403. Sedangkan belanja daerah setelah perubahan sebesar Rp785.194.658.540 dan realisasi belanja daerah itu sebesar Rp672.390.705.437.
"Untuk itu, anggaran Pesawaran 2012 surplus Rp3.954.487.966,"
Sedangkan pembiayaan setelah perubahan sebesar Rp133.510.046.040 dan realisasi pembiayaan itu sebesar Rp138.915.127.680, "Silva anggaran tahun 2012 sekitar Rp142.869.615.646,"

Pemerintah Pesawaran Juga menyerahkan dan menyampaikan draf Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan tahun anggaran 2013 ke DPRD Pesawaran. Terjadi kenaikan 3,95 persen anggaran belanja tahun 2013. Sebelumnya sebesar Rp903.278.261.945 naik menjadi Rp938.922.176.065.
Dari contoh di atas dapat di simpulkan bahwa kenaikan pendapatan nasional sangat jarang terjadi atau hanya ada sebagian kecil daerah yang mengalami surplus APBD seperti pada kabupaten pesawahaan mengalami surplus 35%.Iu hanya sebagian kecil dari daerah di Indonesia. Tetapi daerah lain bisa banyak terjadi deficit APBD. Jadi dapat di katakana tingkat kenaikan pendapatan nasional menjadi lambat di banding dengan anggaran defisit.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1     Simpulan
Anggaran Pemerintah di peroleh dari pajak lansung seperti pajak penghasilan dan pajak tak langsung seperti PPN (Pajak Pertambahan nilai).Dari contoh di makalah dapat di katakana bahwa kenaikan pendapatan nasional sangat jarang terjadi atau hanya ada sebagian kecil daerah yang mengalami surplus APBD malah banyak daerah yang mengalami Defisit APBD.
Jadi tingkat kenaikan pendapatan nasional menjadi lambat di banding dengan anggaran defisit. Jika terjadi anggaran belanja surplus maka akan menekan tingkat pendapatan nasional masyarakat Indonesia dan tingkat konsumsi atau daya beli rendah.
4.2     Saran

Sebaiknya Negara Indonesia membatsi impor masuk dan mengenakan pajak lebih tinggi agar para importir tidak menjual barang ke Indonesia dengan banyak.Maka produk lokal di Indonesia dapat bersaing apabila kebijakan tersebut di lakukan oleh pemerintah.

No comments:

Post a Comment