Menepis jurang Etnis Thioghoa dan Islam
Sejarah
singkat terbentuknya masjid cheng hoo di Indonesia :
Masjid
ini di resmikan Menteri Agama RI Prof. Dr. H. Said Husin AL Munawar MA, dan di
MURI seperti di katakan Delfi Yusransyah Daz, humas PITI ( Persatuan Islam
Thionghoa Indonesia
). Organisasi yang mengelola masjid ini. Rancangan awal masjid Muhammmad Cheg
hoo di Indonesia
ini di ilhami dan bangunan Masjid Niu Jie, di Bejing pada tahun 996 M.
Arsitekturnya oleh Ir. Azis dari Bojonegoro dan di kembangkan oleh Tim Pengawas
dan Pembangunan Masjid Muhammad Cheng Hoo di Indonesia dari PITI dan KHMCHI.
Keseluruhan
masjid berukuran 21 X 11 Meter, bagian bangunan utama berukuran 11 X 19 Meter. Ada 8 sisi bagian utama.
Makna dari 3 ukuran tersebut adalah angka 11 ukuran kabah saat baru di bangun,
angka 9 melambangkan Wali Songo dan angka 8 melambangkan ( keberuntungan atau
kejayaan ) Bangunan pendukung berukuran 5.5 X 7 Meter dan tempatnya lebih rendah
dari pada bangunan utama. Masjid Muhammad Cheng Hoo di Indonesia mempunyai daya
tampung 200 – orang jamaah. Pada penyelenggaraan sholat Jumaat daya kapasitas
jamaah mencapai 500 an orang.
Fungsi
dan kegiatan Masjid muhammad Cheng Hoo di Indonesia, termasuk pelaksaan terawih
pada bulan ramadhan dan sholat Idul Fitri dan Idul Adha. Sejak di resmikan
penggunaanya ( Soft Open Ing ) , Masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia ini
telah di gunakan Ikkar pengucapan Dua Kalimat Syahadat ( Syarat Masuk Islam ). Ada 13 orang yang berikar
di masjid ini untuk akad nikah berjumlah 4 pasangan.
Maksud
dan tujuan di dirikan masjid Muhammad
Cheng Hoo di Indonesia ini, Pertama, masjid ini di butuhkan untuk para anggota
PITI Jawa Timur untuk tempat berkumpul dan memperdalam agam islam. Kedua, untuk
syiar islam bagi masyarakat umum khususnya di lingkungan khusus Tionghoa.
Ketiga, menyampaikan kepada masyarakat luas bahwa islam itu adlah satu agama
leluhur di Thiongkok ( China
).
No comments:
Post a Comment